Rekonstruksi klinik aborsi di Senen, Jakarta Pusat
Ribuan Janin Hasil Aborsi di Klinik Jakpus Dibuang ke Toilet
JAKARTA(CN) – Klinik aborsi di Jl Percetakan III, Senen, Jakarta Pusat, beroperasi sejak 2017. Klinik tersebut melayani 5-6 pasien per hari dengan tarif jutaan rupiah.
Polisi membongkar praktik aborsi di sebuah klinik aborsi, Jakarta Pusat (Jakpus). Klinik tersebut diketahui telah menggugurkan puluhan ribu janin sejak berdiri pada 2002.
Seperti dilansir dari detikcom terungkap dalam rekonstruksi yang digelar di lokasi, Jumat (25/9), seorang pasien berinisial RS, yang juga tersangka dalam kasus ini, mengeluarkan uang Rp 4 juta untuk menggugurkan kandungannya yang berusia 5 minggu.
Rekonstruksi dimulai ketika tersangka RS dan pacarnya inisial TN awalnya membahas aborsi kandungan di tempat kos pacarnya di daerah Setiabudi, Jakarta Selatan. Tersangka RS kemudian mendapati klinik aborsi ilegal tersebut dari sebuah pencarian di internet.
Setelah membuat janji, tersangka RS dan TN datang ke klinik aborsi tersebut pada Sabtu (9/9). Di sana tersangka RS membayar uang pendaftaran terlebih dahulu.
“Adegan 15: pasien RS membayar uang Rp 250 ribu untuk bayar Rp 200 ribu biaya pendaftaran serta Rp 50 ribu untuk biaya cek USG,” kata Aipda Eko Tinus membacakan reka adegan.
Setelah membayar uang pendaftaran, tersangka RS pergi bersama tersangka MM untuk melakukan cek USG. Di sana kondisi kandungan RS diperiksa oleh tersangka MM.
Setelah melakukan pemeriksaan tersebut, tersangka RS membayar biaya tindakan aborsi Rp 4 juta. Tersangka RS membayar biaya aborsi tersebut secara tunai saat itu.
“Adegan 20: tersangka RS membayar biaya aborsi secara cash senilai 4 juta ke tersangka MM dikutip detikcom,” kata Aipda Eko.
Polisi juga mengungkapkan tarif aborsi di klinik tersebut berkisar berbeda-beda. Hal tersebut didasari usia janin dalam kandungan.
Jika biaya kandungan di bawah 5 minggu, biaya aborsi akan dikenakan sebesar Rp 2 juta, dan Rp 4 juta jika usia janin di atas 5 minggu.
Dalam sehari, klinik ilegal ini bisa melayani 5-6 pasien. Keuntungan yang diraup klinik aborsi ini setiap hari sekitar Rp 10 juta.
“Dalam 1 hari itu kelompok ini bisa meraih untung Rp 10 juta dengan pembagian dokter dapat bagiannya 40 persen, kemudian nanti ada agennya sendiri, kemudian ada juga untuk pegawainya. Pegawainya dibayar Rp 250 ribu sehari. Tetapi Minggu tutup,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, Rabu (23/9).
“Kalau kita hitung total dari 2017, kita kalikan kalau kita hitung berapa keuntungan yang diraup, itu ada sekitar Rp 10 miliar lebih. Dihitung dari 2017, ada 32 ribu lebih janin, (ada) 32.760 janin yang sudah digugurkan. Ini yang sudah kita hitung, masih kita dalami lagi,” tambah Yusri.