Sampai Hati 2 Gadis Lesbian Ini Mutilasi Pria Demi Akses Rekening, Korban Diperdaya dengan Lap Dance
CN – Sampai Hati 2 Gadis Lesbian Ini Mutilasi Pria Demi Akses Rekening, Korban Diperdaya dengan Lap Dance.
Siapapun tak akan menyangka bahwa dua gadis muda dan cantik ini bisa merencanakan dan melakukan pembunuhan sadis disertai aksi memutilasi korban.
Sepasang gadis yang hidup sebagai lesbian dituduh melakukan pembunuhan sadis dengan memutilasi demi mendapatkan akses melalui sidik jari korban ke rekening korban.
Maria Malveiro (19) dan kekasihnya, Mariana Fonseca (23), membunuh Diogo Goncalves (21).
Diogo diperdaya oleh Maria karena dijanjikan lap dance lebih setelah mereka bersepakat untuk berhubungan seks.
Mereka memutilasi korban karena terinspirasi oleh film TV, Dexter, serial yang berkisah seputar pembunuh berantai yang memotong jari korban dan menggunakan sidik jarinya untuk mengakses akun seluler.
Maria adalah seorang petugas keamanan di Portugal, sedangkan Mariana berprofesi sebagai perawat.
Sementara korbannya, Diogo, adalah seorang pekerja hotel, demikian dikutip Mirror, Senin (28/9/2020).
Pasangan lesbian tersebut diduga menyimpan kepala, lengan, tangan dan kakinya selama lima hari setelah membunuhnya dan melemparkan tubuhnya ke laut.
Bagian-bagian tubuh tersebut diklaim telah disimpan di dua mobil, termasuk Mercedes milik korban, sebelum para gadis cantik namun sadis ini diduga membuangnya di air terjun bernama Pego do Inferno, dekat Kota Algarve di Tavira, Portugal.
Rincian mengerikan tentang pembunuhan Diogo dan pembuangan bagian tubuhnya muncul pada hari Senin (28/9/2020) ketika jaksa bersiap untuk mengadili Maria dan Mariana.
Surat kabar Portugal, Correio da Manha, yang menerbitkan bagian dari dakwaan penuntutan negara terhadap pasangan itu, mengatakan rencana pembunuhan sadis itu mulai disusun ketika Maria dan Mariana mengetahui bahwa Diogo menerima warisan dari ibunya sebesar 60.000 pounsdterling atau atau sekitar Rp 1,14 miliar (kurs Rp 19.000/poundsterling).
Diogo menerima warisan setelah ibunya meninggal dunia pada Juli 2016 di Guia, dekat Albufeira.
Keduanya lalu menyusun rencana membunuh Diogo dan menguasai uang warisan Diogo.
Terinspirasi oleh tayangan di TV, Maria lalu menggoda Diogo untuk seks semalam.
Digoda oleh gadis muda dan cantik serta bertubuh seksi, Diogo yang bekerja di sebuah hotel, tak menyia-nyiakan ajakan itu.
Apalagi Maria menjanjikan, sebelum bercinta, ia akan melakukan foreplay berupa lap dance.
Surat kabar Portugal Jornal de Noticias melaporkan, di malam itu, saat mereka berdua di dalam kamar, Maria menawari Diogo minuman jus jeruk yang sudah dicampur obat penenang Diazepam setelah menjanjikannya lap dance di rumahnya.
Maria bersedia melakukan lap dance dengan satu syarat; Diogo harus rela diikat di kursi.
Tanpa curiga sedikitpun, Diogo menuruti syarat itu.
Setelah Diogo terikat di kursi dan mulut tersumpal, masuklah Mariana ke dalam kamar.
Mereka berdua mencekiknya hingga meninggal dan memotong-motong tubuh Diogo, menurut laporan itu.
Mereka memotong jari Diogo untuk mengakses rekening banknya dari ponselnya menggunakan sidik jarinya dalam upaya untuk mencuri warisan Rp 1,14 miliar.
Maria dikatakan telah mengaku kepada Hakim Algarve yang menanyainya atas kasus bahwa mereka terinspirasi oleh acara TV AS terkenal Dexter.
Serial yang dibintangi Michael C Hall ini menggambarkan seorang teknisi forensik menjalani kehidupan ganda sebagai pembunuh berantai dan sering main hakim sendiri.
Diogo dicekik sampai mati pada 18 Maret 2020.
Maria dan Mariana dituduh melemparkan tubuhnya ke laut dari tebing di kota Algarve Sagres empat hari kemudian.
Mereka membuang bagian-bagian tubuh Diogo setelah menggunakan sidik jari yang mereka potong di tangan kanannya untuk mengakses ponselnya dan mentransfer uang tunai.
Mereka kemudian diduga menunggu 24 jam lagi untuk membuang sisa tubuhnya.
Surat dakwaan mengatakan mereka menghabiskan tiga hari antara 20 dan 23 Maret mengirim pesan dari akun Facebook-nya untuk membodohi kolega dan teman agar percaya bahwa dia masih hidup.
Pasangan lesbian tersebut diduga menyimpan kepala, lengan, tangan dan kakinya selama lima hari setelah membunuhnya dan melemparkan tubuhnya ke laut.
Bagian-bagian tubuh tersebut diklaim telah disimpan di dua mobil, termasuk Mercedes milik korban, sebelum para gadis cantik namun sadis ini diduga membuangnya di air terjun bernama Pego do Inferno, dekat Kota Algarve di Tavira, Portugal.
Rincian mengerikan tentang pembunuhan Diogo dan pembuangan bagian tubuhnya muncul pada hari Senin (28/9/2020) ketika jaksa bersiap untuk mengadili Maria dan Mariana.
Surat kabar Portugal, Correio da Manha, yang menerbitkan bagian dari dakwaan penuntutan negara terhadap pasangan itu, mengatakan rencana pembunuhan sadis itu mulai disusun ketika Maria dan Mariana mengetahui bahwa Diogo menerima warisan dari ibunya sebesar 60.000 pounsdterling atau atau sekitar Rp 1,14 miliar (kurs Rp 19.000/poundsterling).
Diogo menerima warisan setelah ibunya meninggal dunia pada Juli 2016 di Guia, dekat Albufeira.
Keduanya lalu menyusun rencana membunuh Diogo dan menguasai uang warisan Diogo.
Terinspirasi oleh tayangan di TV, Maria lalu menggoda Diogo untuk seks semalam.
Digoda oleh gadis muda dan cantik serta bertubuh seksi, Diogo yang bekerja di sebuah hotel, tak menyia-nyiakan ajakan itu.
Apalagi Maria menjanjikan, sebelum bercinta, ia akan melakukan foreplay berupa lap dance.
Surat kabar Portugal Jornal de Noticias melaporkan, di malam itu, saat mereka berdua di dalam kamar, Maria menawari Diogo minuman jus jeruk yang sudah dicampur obat penenang Diazepam setelah menjanjikannya lap dance di rumahnya.
Maria bersedia melakukan lap dance dengan satu syarat; Diogo harus rela diikat di kursi.
Tanpa curiga sedikitpun, Diogo menuruti syarat itu.
Setelah Diogo terikat di kursi dan mulut tersumpal, masuklah Mariana ke dalam kamar.
Mereka berdua mencekiknya hingga meninggal dan memotong-motong tubuh Diogo, menurut laporan itu.
Mereka memotong jari Diogo untuk mengakses rekening banknya dari ponselnya menggunakan sidik jarinya dalam upaya untuk mencuri warisan Rp 1,14 miliar.
Maria dikatakan telah mengaku kepada Hakim Algarve yang menanyainya atas kasus bahwa mereka terinspirasi oleh acara TV AS terkenal Dexter.
Serial yang dibintangi Michael C Hall ini menggambarkan seorang teknisi forensik menjalani kehidupan ganda sebagai pembunuh berantai dan sering main hakim sendiri.
Diogo dicekik sampai mati pada 18 Maret 2020.
Maria dan Mariana dituduh melemparkan tubuhnya ke laut dari tebing di kota Algarve Sagres empat hari kemudian.
Mereka membuang bagian-bagian tubuh Diogo setelah menggunakan sidik jari yang mereka potong di tangan kanannya untuk mengakses ponselnya dan mentransfer uang tunai.
Mereka kemudian diduga menunggu 24 jam lagi untuk membuang sisa tubuhnya.
Surat dakwaan mengatakan mereka menghabiskan tiga hari antara 20 dan 23 Maret mengirim pesan dari akun Facebook-nya untuk membodohi kolega dan teman agar percaya bahwa dia masih hidup.
Maria dan Mariana diadili atas serangkaian kejahatan termasuk pembunuhan, penodaan tubuh, penipuan komputer, dan menggunakan kendaraan curian.
Lebih banyak laporan pada saat itu mengklaim kedua gadis cantik itu diduga berusaha membuatnya tampak seolah-olah dia bunuh diri dengan meninggalkan mobil yang menghadap ke laut di Cape St Vincent, Sagres.
Laporan mengatakan para penyelidik mencurigai pembunuh Diogo melakukan kecerobohan setelah melemparkan tubuh dari benteng di puncak tebing dekat Pantai Beliche yang menakjubkan.
Mayat itu dikatakan gagal mencapai air dan meninggalkan petunjuk penting setelah berakhir di tanah kering.
Seorang juru bicara Policia Judiciaria mengatakan dalam sebuah pernyataan setelah penangkapan mereka:
“PJ telah mengidentifikasi dan menangkap dua wanita karena dicurigai melakukan kejahatan pembunuhan dan pencemaran badan.
“Kejahatan itu terjadi di wilayah Algarve antara 20 dan 25 Maret.
“Korban, warga negara Portugal berusia 21 tahun yang tinggal di Algarve, dipotong-potong dan sebagian tubuhnya ditemukan di wilayah Sagres dan Tavira.
“Penyelidikan polisi yang dipicu oleh munculnya bagian tubuh di daerah Tavira mengarah pada bukti penting dan identifikasi serta penangkapan para tersangka. Para tersangka berusia 19 dan 23 tahun dan memiliki catatan kriminal yang bersih.”