Survei KPAI: 43 Persen Siswa Keluhkan Kuota Internet untuk Pembelajaran Daring
JAKARTA (CN) – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat, ada banyak keluhan siswa soal sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19 yang terkait dengan kendala kuota internet.
Hal itu berdasarkan survei terhadap 1.700 siswa yang jadi responden survei daring KPAI.
Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan, keluhan soal kuota internet tercatat paling tinggi yakni sebanyak 43 persen.
” Keluhan soal kuota itu paling tinggi. Cukup tinggi sebab 43 persen angkanya. Namun, yang mengaku soal tidak punya alat itu 29 persen,” ujar Retno dalam diskusi daring bertajuk Suka dan Duka Belajar Daring di kutip dari Kompas.com yang digelar Sabtu (8/8/2020).
Dia melanjutkan, ada 16 responden yang menyatakan tidak memiliki pulsa maupun alat untuk mengikuti PJJ secara daring.
Menurut Retno, survei yang dilakukan KPAI ini berangkat dari banyaknya pengaduan yang masuk ke lembaga tersebut.
Retno menyebutkan, ada 246 pengaduan siswa yang mengeluhkan pembelajaran daring.
“Keluhan utamanya soal banyaknya tugas. Ini lantaran guru mengejar ketercapaian kurikulum, sehingga tugas banyak sebab materinya juga banyak,” kata Retno.
Menurut KPAI, para guru juga mengeluhkan kuota internet untuk mengajar selama sistem PJJ secara daring. Persoalan seperti itu utamanya membebani para guru honorer.
“Misalnya guru honorer, yang punya anak dan anaknya harus belajar jarak jauh juga kan bebannya ganda. Untuk membeli kuota internet bisa lebih banyak dari biaya makan,” tambah Retno.