Peran Nyata PHR Dalam Rehabilitasi Bandar Bakau Dumai Atasi Perubahan Iklim Global
Hutan bakau memiliki peran yang penting dalam mengatur iklim,meningkatkan kemampuan alami hutan dan lautan untuk menyerap karbon dapat membantu mengurangi efek perubahan iklim global.Ekosistem penghasil dan penyimpanan karbon biru diantaranya adalah tanaman mangrove.
Selain memainkan peranan penting dalam mitigasi perubahan iklim global,hutan mangrove Bandar Bakau Dumai mendukung mata pencaharian di kawasan pesisir melalui sektor perikanan, melindungi daerah pesisir dari bencana alam,penyerap gas karbondioksida dan penghasil oksigen.
Keberadaan Bandar Bakau Dumai bagaikan oase bagi masyarakat Dumai yang berjarak sekitar 3 kilometer dari pusat Kota Dumai memiliki peranan penting dalam menjaga ekosistim alam dan kehidupan masyarakat setempat.Saat ini tumbuhan 20 jenis pohon mangrove di area seluas 27 hektar.
Dulunya hutan mangrove ini pernah mengalami kerusakan, disebabkan oleh perambahan dan alih fungsi menjadi tambak ikan.Kini Bandar Bakau Dumai sudah menjadi salah satu destinasi alam di Kota Dumai khususnya.
Pelestarian Bandar Bakau Dumai juga tidak terlepas dari peran PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) wilayah Rokan melalui program konservasi mangrove.Rehabilitasi hutan bakau ini tidak hanya berfokus pada hasil jangka pendek seperti penanaman mangrove, tetapi juga pengelolaan jangka panjang agar manfaatnya bisa dinikmati oleh generasi mendatang.
PT PHR memberikan perhatian khusus terhadap restorasi dan konservasi kawasan mangrove yang dipadukan dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di pesisir dan pelestarian keanekaragaman hayati.
Konservasi mangrove juga terjadi peningkatan dari sisi ekonomi Hal tersebut ditunjukkan dengan munculnya aktifitas ekonomi kreatif di area sekitar mangrove,seperti coffee shop dikelola oleh pemuda setempat yang mampu menghasilkan omset per tahun hingga ratusan juta rupiah.PT PHR juga turut menghadirkan berbagai fasilitas pendukung, seperti tempat pusat informasi, panggung teater, sarana jalur bakau dari beton dan infrastruktur lain.
Priawansyah Analyst Social Perfomance PHR WK Rokan menyebutkan Pertamina Hulu Rokan memberikan perhatian khusus terhadap restorasi dan konservasi kawasan mangrove yang dipadukan dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di pesisir dan pelestarian keanekaragaman hayati.
“Tanaman mangrove mampu menangkap karbon lima kali lebih banyak dibandingkan hutan biasa, sehingga dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim,”katanya.
Dia menjelaskan program konservasi hutan bakau ini sudah dimulai sejak akhir tahun 2022. Komitmen PT PHR ikut mendukung kemajuan kegiatan positif masyarakat melalui corporate social responsibility (CSR) dalam membangun edu ekowisata mangrove Kota Dumai.
PHR WK Rokan sangat berkomitmen dalam menjaga lingkungan.Salah satunya kawasan mangrove seluas 27 hektar yang ada di Bandar Bakau Dumai dan telah berkolaborasi dengan berbagai pihak diantaranya KPHP Bagan Siap Api, KTH Bandar Bakau dan KUB Redam Piloe.
PT PHR WK Rokan juga telah memberi akses kepada generasi muda untuk belajar tentang lingkungan sekitar yang ada di Bandar Bakau Dumai.
Menjaga Ekosistim Mangrove
Tumbuhan mangrove memainkan peranan penting dalam pengendalian iklim dunia,sebagai ekosistem pesisir yang menyimpan karbon lebih besar dari hutan daratan.Rehabilitasi mangrove menjadi hal yang sangat penting untuk dikerjakan semua pihak.
Dikutip dari Carbon Ethics,sistem akar yang rumit dari hutan mangrove menjadi rumah bagi banyak organisme.Mereka adalah habitat bertelur dan berkembang biak bagi ikan, kerang, burung, penyu, kepiting dan banyak hewan laut lainnya.Hutan mangrove juga berfungsi sebagai perlindungan bagi habitat sensitif seperti terumbu karang dan padang lamun.
Banyak lembaga sosial yang bergerak dalam bidang lingkungan terus mensosialisasikan manfaat hutan mangrove untuk pelestarian lingkungan dan menyelamatkan semua habitat yang ada di dalam hutan mangrove.
Ketua kelompok tani hutan (KTH) Bandar Bakau Dumai, Darwis menyebutkan adanya dukungan dari PT PHR sangat membantu pelestarian mangrove.Konservasi mangrove merupakan salah satu unsur penting dalam menjaga kawasan pesisir dari ancaman abrasi.
“Selain penahan abrasi, mangrove juga mampu menahan dampak panas karena Dumai merupakan kota Industri yang menghasilkan sampah B3 dan CPO. Tumbuhan mangrove sangat bermanfaat bagi lingkungan di pesisir pantai, ” katanya.
Guna melestarikan mangrove, Darwis langsung turun tangan membangun dan mengajar para kelompok tani hutan untuk dapat menanam mangrove dengan baik dan benar.Program kelompok tani hutan yakni meliputi pembibitan, penanaman bakau, edukasi ke anak-anak sekolah hingga pemberdayaan kelompok UMKM yang telah menciptakan berbagai produk kuliner.
Darwis mengakui sejak adanya CSR PT PHR, Bandar Bakau Dumai mengalami peningkatan kunjungan masyarakat yang signifikan. Kawasan ini juga menjadi pusat studi anak-anak sekolah untuk belajar tentang hutan mangrove dan kunjungan tamu dari luar negeri melakukan penelitian.
Mangrove bukan hanya sebatas hutan atau pepohonan, melainkan rumah bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan. Kesehatan ekosistem mangrove sangat menentukan keberlangsungan hidup berbagai spesies yang hidup di dalam dan sekitarnya.
Di sekolah alam,siswa diajarkan lebih dalam lagi tentang lingkungan pesisir pantai tentang lingkungan ini sangat penting tanaman bakau dan ekosistim laut.
“Bahkan negeri Malaysia telah mengikuti pelatihan tentang mangrove berhasil menerapkan tanaman tersebut di daerahnya, “katanya.
Bandar Bakau Dumai selain memiliki manfaat untuk pengendalian banjir dan konservasi alam, juga memiliki potensi sebagai objek wisata alam dengan suasana sejuk dan nyaman di miliki Kota Dumai.
Namun keasrian hutan bakau tersimpan cerita rakyat Dumai yakni legenda Putri Tujuh.Kisah tentang Tujuh Putri Ratu Cik Sima dari Kerajaan Sri Bunga Tanjung memang melekat di masyarakat setempat.
“Terbentuknya Bandar Bakau Dumai tidak terlepas dari cerita Putri Tujuh.Saya percaya hutan bakau ini berasl dari biji buah yang dilempar putri menjadi hutan seperti ini,”katanya.
Ekowisata mangrove merupakan satu bentuk pembangunan wisata di Kota Dumai yang menjanjikan untuk dikembangkan dengan potensi keanekaragaman mangrove dan sumber daya alam yang ada. Dengan upaya bersama dari berbagai pihak,Bandar Bakau Dumai menjadi oase dunia.
Penulis : Wiwik Widaningsih