Tito Sebut Tak Ada Penularan Corona Signifikan di Pilkada
JAKARTA (CN)– Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian membantah anggapan sejumlah pihak bahwa Pilkada Serentak 2020 berpotensi jadi sarana penularan Covid-19.
Tito mengatakan hingga kini dirinya belum mendengar ada klaster penyebaran Covid-19 yang timbul karena gelaran pilkada. Padahal beberapa tahapan pilkada telah berjalan.
“Pemutakhiran data pemilih itu melibatkan 105 juta orang yang didatangi door to door, verifikasi faktual jutaan orang, tapi tidak terjadi klaster penularan yang kita dengar signifikan,” kata Tito dalam jumpa pers Rapat Analisa dan Evaluasi Pilkada Serentak Tahun 2020 dilansir dari CCNIndonesia, Jumat (2/10).
Tito mengatakan pelanggaran protokol kesehatan yang serius hanya terjadi pada masa pendaftaran. Hal itu, kata dia, karena protokol kesehatan pilkada belum tersosialisasi secara masif.
Meski begitu, pemerintah dan penyelenggara pemilu langsung merespons kejadian itu. Rapat koordinasi dengan seluruh pemda digelar. Aturan main pilkada pun diperketat.
“Kalau itu semua bergerak, kami kira, Bapak Menko dan saya sebagai Mendagri merasa sangat optimis kampanye pilkada ini akan berlangsung dengan baik, lancar, aman,” ucapnya.
Di saat yang sama, Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan pelanggaran protokol kesehatan telah berkurang. Ia menyebut pelanggaran terjadi di 53 daerah selama sepekan kampanye.
“Ada pelanggaran, tapi tidak signifikan sama sekali. Hadir pertemuan, misalnya (maksimal) 50, ternyata (peserta yang hadir) 53 orang. Atau ada yang 50, tapi tidak tertib, 5 pakai masker, lainnya tidak,” ujar Mahfud.
Desakan agar Pilkada 2020 ditunda menguat lantaran jumlah kasus corona di Indonesia terus meningkat. Terlebih, banyak pasangan calon yang melanggar protokol kesehatan saat mendaftar ke KPU di daerah masing-masing pada 4-6 September lalu.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mencatat lebih dari 300 bakal calon peserta pilkada yang membawa massa dan mengabaikan protokol kesehatan Covid-19 saat mendaftar ke KPU. Termasuk putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka yang menggelar arak-arakan saat mendaftar ke KPUD Kota Solo.
Namun, Jokowi menegaskan bahwa tahapan pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 di 270 daerah akan tetap dilaksanakan meski pandemi virus corona belum berakhir.
Sejauh ini telah ada beberapa peserta Pilkada 2020 yang meninggal setelah terpapar Covid-19. Salah satunya calon Wali Kota Bontang, Kalimantan Timur, Adi Darma. Dia meningggal pada Kamis (1/10).
Selain itu, ada pula calon Bupati Berau, Muharram yang meninggal dunia pada 22 September 2020 setelah dinyatakan positif Covid-19.