PT IKPP Diminta Perhatikan Pencemaran Lingkungan dan Naker Lokal
SIAK(CanelNews)- PT Indah Kiat Pulp & Paper (IKPP) Perawang merupakan perusahaan terbesar di minta untuk memperhatikan lingkungan dengan tercemarnya udara dan air.
Selain persoalan pencemaran lingkungan akibat bau busuk yang dikeluhkan oleh warga yang tinggal di sekitar PT. IKPP, juga mendapat sorotan terhadap tenaga kerja lokal, limbah kayu akasia berserakan di sungai, serta pengusaha lokal.
Bau udara tidak sedap hingga membuat mata perih dari PT Indah Kiat menjadi hirupan sehari- hari warga terutama selepas turun hujan sangat mengganggu pernafasan masyarakat Perawang.Begitu juga limbah kayu akasia yang berserakan di Sungai Siak saat mengangkatan atau pemindahan kayu dilakukan di pinggir sungai.
” Bau busuk udara yang begitu menyengat sudah biasa kita hirup sehari-hari. Ini sudah sangat menganggu terutama jika lepas hujan bau busuk lebih kuat lagi berasal pabrik IKPP.Belum lagi debu dari batu bara yang lokasinya berserakan dengan rumah warga, “ujar warga Pinang Sebatang Iwan.
Dia menuturkan PT IKPP pernah berapa kali melaksanakan pengobatan untuk warga Pinang Sebatang Timur, namun sudah berapa tahun ini tidak lagi dilakukan oleh pihak perusahaan.
Terkait debu baru bara lanjut Iwan, belum ada penanganan yang maksimal oleh perusahaan.Atap dan teras warga terutama yang bersebelahan dengan tempat penyimpanan batu bara di penuhi debu tebal.
” Ini yang sehari- hari kami rasakan menghirup udara bau menyengat dan debu batu bara. Pihak perusahaan mengatakan bahwa tempat penyimpanan batu bara telah di tutup rapat hingga debu tidak berterbangan, tapi buktinya kami yang merasakan, “paparnya.
Terkait limbah kayu berserakan di Sungai Siak sekitar Perawang, sebanyak 8 orang dari berbagai media menyelusuri sungai menggunakan sampan motor.
Sepanjang menyelusuri sungai mulai dari Kampung Tualang terlihat abrasi yang mengancam pemukiman warga Tualang. Semakin mendekati tempat pembongkaran kayu akasia pelabuhan IKPP, terlihat kayu- kayu kecil dan besar yang diangkut dari tongkang berjatuhah di sungai.
“Kayu- kayu akasia yang jatuh di sungai menganggu arus lintas sungai, terutama sampan nelayan. Warga pesisir yang membersihkan kayu berserakan di sungai, ” ujar Penghulu Tualang Juprianto, ” Rabu (13/9/2023).
Juprianto mengaku prihatin dengan kondisi nelayan saat ini. Selain pencemaran limbah sungai menyebabkan sulitnya nelayan mendapatkan ikan, juga limbah kayu yang seringkali sangkut jaring ikan.
“Belum ada IKPP memberikan bantuan terhadap nelayan Perawang baik jaring maupun sampan yang merupakan alat utama mereka untuk mencari ikan, “katanya.
Dirinya juga berharap agar IKPP memperhatikan tenaga kerja dan pengusaha lokal. Karena selama ini perusahaan lebih mengutamakan tenaga kerja luar dan memperhatikan pengusaha luar.
Menurutnya, jika skill tenaga kerja lokal tidak kalah dengan luar. Sudah banyak anak- anak tempatan telah sarjana dengan universitas ternama di Indonesia. Begitu juga perusahaan lokal yang selalu kalah.
“Saya meminta agar PT IKPP memperhatikan Pencemaran Lingkungan, Tenaga kerja dan Pengusaha lokal untuk di prioritaskan,” tutupnya.
Humas PT IKPP Armadi saat dikonfirmasi di kantor humas IKPP, Senin 11 September 2023 terkait bau busuk menyengat dan asap hitam yang menebal mengatakan kegiatan perusahaan berjalan normal.
“Saya tidak bisa mengatakan bau busuk seperti apa karena saat itu saya tidak bersama kalian(wartawan), begitu juga asap hitam kapan terlihat. Pabrik sampai saat ini berjalan normal, ” katanya. (wk).