Pencemaran Limbah, Nelayan Menjerit Hasil Tangkapan Jauh Menurun
SIAK(CN)- Nelayan di Kampung Tualang Kecamatan Tualang Kabupaten Siak, Riau kianĀ menjerit karena hasil tangkapan ikan jauh menurun, di duga akibat pencemaran limbah di Sungai Siak.
Nelayan menduga pencemaran sungai semakin parah sejak berdirinya PT Perawang Agro Sejahtera (PAS).Mereka berharap pemerintah setempat memberikan perhatian terhadap nasib nelayan yang semakin nelangsa.
Nelayan mengaku sebelumnya bisa membawa hasil jaringnya puluhan Kg ikan, bahkan sampai 200 Kg kini hanya bisa menikmati hasil tangkapan paling banyak 5 Kg.
“Kalau dapat ikan juara paling 5 Kg sekarang.Ikan banyak ikan rasau. Tidak dapat menutupi biaya operasional sekali turun,”keluh nelayan Tualang Rasyid Selasa (31/8).
Ikan rasau harganya tolak di pasar Rp 5000 kg.Sedangkan ikan juara harganya ukuran ikan yang kecil Rp 15000, ukuran besar sampai Rp 30.000.” Sekarang ikan juara dah payah sekali dapat,” kata Rasyid.
Nelayan lainnya Marlin mengaku dirinya kini tidak dapat mengandalkan hasil laut sekarang ini. Untuk menambah penghasilan dia melakukan pekerjaan seperti mendodos.
” Untuk makan sehari- hari mengharapkan hasil ikan tak bisa diandalkan lagi.Saya cari bekerjaan sampingan seperti dodos sawit jika ada yang minta,” ungkapnya.Marlin dan Rasyid menduga limbah sungai semakin parah sejak dibangunnya PT PAS di Perawang.
” Limbah sungai semakin parah dalam setahun ini, ikan menjadi berkurang,”katamya.Dia berharap pemerintah setempat memperhatikan nasib nelayan saat ini karena semakin terpuruk.
Penghulu Kampung Tualang Juprianto mengaku sering mendengar keluhan nelayan yang saat ini sulit mendapatkan ikan akibat pencemaran sungai semakin parah.
” Tentunya kami berharap dinas terkait yakni Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Siak untuk mengecek kondisi anak sungai Pulai yang telah tercemar limbah.Kasihan para nelayan hasil ikan yang diperoleh sudah jauh menurun,” katanya
Dugaan Limbah PAS, DLH Siak Sudah Turun Ambil Sampel Sungai
Terkait dugaan pencemaran Sungai Siak yang disebabkan oleh perusahaan kelapa sawit yaitu PT PAS, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Siak mengaku sudah turun kelapangan.
“Kami sudah turun lokasi 2 Minggu lalu, saat ini lagi menunggu hasil, paling lama 2 Minggu lagi lah,” ujar Plt Kadis Lingkungan Hidup Kabupaten Siak Hendro melalui Kasi Penataan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Siak Amzirman kepada media.
Dia menjelaskan secara persetujuan teknis untuk mengeluarkan limbah ke sungai sudah ada.” Makanya kami turun mengambil sampel di Sungai Pulai itu. Selanjutnya dikirim ke labor yang berada di Pekanbaru untuk dilakukan pengecekan,”ungkapnya.
Terkait sangsi yang diberikan jika terbukti adanya pencemaran skala berat, Amzirman menyebutkan akan memberikan peringatan.
“Kami saat ini menunggu hasil lab, karena dari kasat mata kami tidak bisa memutuskan. Kalau hasil lab sudah keluarkan baru saya kasih tahu,” katanya.(wn)